Rabu, 09 September 2009

BANDUNG dan DISTRO

Bandung bukan saja ibu kota Priangan, tetapi juga ibu kota per-kaos-an. Di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini, kaos oblong alias T-shirt telah menjadi industri rakyat. Kaos menjadi penghidupan ribuan orang yang terlibat dalam proses
pembuatannya. Mulai dari pabrik-pabrik textile yang bertebaran dipinggiran kota Bandung, toko bahan-bahan textile di sepanjang jalan Otto Iskandardinata dan Tamim. Belum termaksud usaha kecil dan perorangan yang menawarkan
jasa(maklon) potong, sablon, jahit, bordir, packing, dll. Ditambah lagi dengan menjamurnya Factory Outlet dan Distro disekitar kawasan Dago dan jalan Riau, dari yang bermodal besar, sedang, kecil sampai yang bermodal dengkul semua
berkumpul di kota ini dengan tujuan yang sama, mencari penghidupan dari yang namanya kaos.

Sungguh suatu potensi yang besar dari kota ini yang tak dimiliki oleh kota lain di Indonesia, tak salah jika Bandung dijuluki Paris Van Java menggingat perkembangan akan mode fashionnya yang begitu cepat. Industri kaos di Bandung tumbuh sejak tahun 1980-an. Pada awal era itu, usaha kaos dikerjakan beberapa produsen saja, seperti C59, Christine Collection, dan Q. Setelah krisis moneter tahun 1997, kaos impor dari mancanegara semakin mahal. Akhirnya banyak yang memproduksi sendiri untuk dijual di pasar dalam negeri. Tahun 2000-an, berkembang kaos yang diproduksi di rumahan untuk dipasarkan di jaringan distro, seperti dengan merek 347, Ouval, Airplane, Evile, Eat, dll.

Jika kita tengok kawasan Suci, sentra industri kaos di seputar Jalan Surapati- Cicaheum, Bandung. Dikawasan ini tak kurang dari 300 produsen kaos skala usaha kecil. Industri kaos di daerah Suci ini tumbuh justru ketika krisis ekonomi tengah melanda negeri ini tahun 1998. Orang-orang yang kehilangan pekerjaan saat itu bertahan hidup dengan menyablon kaos dan mendirikan warung kaos di
sekitar Suci. Dan terbukti kaos memberi mereka kehidupan sampai hari ini.

Jumlah perajin kaos rumahan di Bandung sekitar 800 orang. Adapun jumlah produsen kaos pabrikan di Bandung sekitar 100 pabrik. Kelompok distro di Jalan Sultan Agung-Trunojoyo sekitar 20-an toko distro. Itu belum termasuk di pelosok
lain Bandung seperti Jalan Riau, Sultan Agung, dan lainnya. Soal merek yang banyak beredar dan dikenal di Bandung, mungkin jumlahnya mencapai 500 merek.

Hal inilah yang menjadikan inspirasi bagi anak-anak muda diluar kota Bandung untuk mengikuti jejak rekan-rekan mereka di Bandung. Di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia mulai berdiri Distro - Distro dengan konsep yang sama seperti di Bandung, dan sebagian besar dari mereka tetap mendapatkan stock toko dari Bandung. Kenapa Bandung? karena Bandung sudah menjadi acuan, tidak hanya karena mode tapi juga dari segi kualitas bahan, sablon dan kreatifitas anak-anak mudanya.

Two Clothes Bidik Skaters

Bandung - "Serving skateboarding community". Begitulah konsep diusung Two Clothes. Tidak aneh jika distro ini menjadi salah satu acuan para skater untuk shopping.

"Sejak awal hingga kini, Two Clothes fokus menyediakan produk bagi yang hobi main skateboard," kata Feby 'Lorentz' Arhemsyah, pemilik clothing tersebut kepada detikbandung, belum lama ini.

Secara resmi, Two Clothes menancapkan benderanya pada 1998. Berlokasi di Jalan Veteran, No 2, bisnis independen ini menyuguhkan ragam atribut kebutuhan skater. Di gerainya, tersedia papan luncur, sweater, kaos, topi, sepatu dan sandal.

"Soal kualitas dan harga, hasil karya ini bisa bersaing dengan produk impor," katanya. Selain itu, agar si pemakai merasa bangga, Two Clothes mengeluarkan produknya secara limited edition. Bagi pria kelahiran Bandung 1 februari 1980 ini, memilih target market komunitas skateboard merupakan peluang cerah. Sebab, jarang sekali clothing yang menggarapnya.

Usia panjang mengelola usaha, kian terasa. Sekelumit jerih payah di masa lalu, terbalas puas. Kini, produk Two Clothes mulai menjalar ke sejumlah wilayah Indonesia. Di antaranya, Jakarta, Bali, Makasar, Papua, dan Gorontalo. "Saat ini, sudah terjalin kerjasama pula dengan toko skateboard di Malaysia," ujarnya.

Suguhan ciri khas produk Two Clothes, berdesain Rock-Metal. Ya, karakternya condong ke kaum lelaki. "Tampilan gambar tengkorak dan garuda, diibaratkan simbol karakter keras. Selain itu, di setiap produk ada pesan-pesan skateboard. Misalnya, 'Skateboard is Gold'," jelas Feby.

Tak puas berkreasi melalui hasil karya. Rupanya, Two Clothes menebar sumbangsih lebih kepada para skater lokal sarat prestasi. Nama skater professional asal Bandung, seperti Firman Endo, Ega MP dan Adrian S, menjadi bagian melekat di 'tubuh' Two Clothes.

"Menjadi endorse atau sponsor, ialah kebanggaan bagi saya. Ini bentuk dukungan dan kontribusi Two Clothes kepada mereka," ungkap Feby yang tangan kirinya pernah patah saat beratraksi memainkan papan luncur.

Pengurus Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) ini menambahkan, dirinya tidak memilah kategori skater yang pantas disponsori. "Justru saya lagi mencari skater lokal pemula. Syaratnya, harus memiliki bakat dan keseriusan bermain skateboard," ujar Feby, yang bercita-cita produknya berada di Amerika.

Go Skater! Go! Bersiaplah dibidik Two Clothes.

Kaos distro apaan sih?

Sering dengar istilah Kaos distro? Atau malah sering menggunakan istilah ‘baju-baju distro’? Tapi sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan distro itu?

Jadi ceritanya sekitar era tahun 1990-an banyak bermunculan band-band indie label. Group musik ini terdiri dari anak-anak muda dengan idealisme tinggi sehingga enggan tunduk pada aturan-aturan yang ada pada major label. Karena itu mereka berusaha mengembangkan sendiri pemasaran musik mereka.

Untuk mendukung tujuannya ini mereka membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karenanya kemudian mereka berkreasi dengan menjual CD/kaset yang mereka kemas sendiri melalui toko yang juga mereka buat sendiri atau hanya sekedar titip kepada teman. Tidak Cuma berhenti disitu, mereka pun mulai menjual merchandise, baju-baju, pakaian yang pada akhirnya disebut dengan kaos distro tadi.

Semangat ini kemudian menular kepada komunitas lain di luar musik. Munculah kemudian distro dari anak-anak skateboard, BMX, hingga komunitas pencinta surfing. Pada perkembangannya kaos distro dan segala pernak-perniknya yang lain dengan cepat diterima oleh kalangan remaja. Penyebab utamanya tak lain karena barang-barang yang diproduksi oleh distro selalu dalam jumlah terbatas. Hal ini bukan semata karena kesengajaan eksklusivitas tapi lebih kepada keterbatasan modal. Tak heran jika kemudian segmennya pun mulai berkembang dari sekedar remaja menjadi meluas ke kalangan umur yang lebih mapan.

Namun toh semangat ini akhirnya ‘terciderai’ ketika sejumlah distro berkembang. Dengan kapasitas modal yang membengkak seiring keuntungan yang didapat akhirnya para distro ini mampu memproduksi barang-barangnya secara massal pula. Akhirnya lambat laun keeksklusivitasan merk distro tertentu pun perlahan memudar. Apalagi sebagian pebisnis kelas kakap pun tak segan untuk kemudian mengucurkan dananya kepada merk-merk distro yang telah memiliki nama.

Fenomena distro akhirnya kembali kepada kenyataan yang ada. Tetap mempertahankan semangat eksklusivitas atau tergerus dengan kekuatan modal dan potensi pasar yang besar!

Alamat Distro Bandung



Brand Rvltn
Jl. Pelindung Hewan 15 Lt. III Bandung
(+62-22) 70780845

Boardmaker
Jl. Merdeka 68 Bandung
(+62-22) 4221124

Mugabe
Jl. Jatiwangi Raya 11 Antapani Bandung
(+62-22) 70374254

Airplane System
Jl. Aceh 44 Bandung
(+62-22) 4210092

ARENA STORE
Jl.Dago NO 207,Bandung
(022) 2506444

Metamorf
Jl. Riau 106 Bandung
(+62-22) 70718695

Romantic Silver
Jl. Trunojoyo 23 Bandung
(+62-22) 4221124

Black ID
Jl. Belitung 3 Bandung
Jl. Buah Batu No. 269, Bandung
Jl. Cigurian No. 7 (near Mc Donalds King Plaza II Kepatihan)
Jl. Riau No. 18, Bandung
(+62-22) 4262898

BADGER INV
Jl. Mutiara IV No. 16 Buahbatu Bandung
(022) 70771361

BLAZE DISTRO
jln. Aceh no. 40 Bandung
jln. Tirtayasa no.6 Bandung
(022) 91687739

GEE EIGHT
Jl. Progo No. 3 Bandung
(022) 4267686
Marrmello
Jl. Buah Batu 62 Bandung
(+62-22) 70372226

Caboo
Jl. Sultan Agung 3 Bandung
(+62-22) 91511039

CELTIC
Jl. Setiabudhi No. 56 Bandung
(022) 2038668

COSMIC
Jl. Aceh No.105 Bandung
(022) 4237458

DISTRO HOUSE (Mode Plus)
Jln. Setiabudhi 41f Lt. Bandung.
081802255775

Firebolt (Frblt)
Cihampelas Walk, Young Street SG-28 Bandung
(+62-22) 2061136

Invictus
Jl. Pager Gunung 13 Bandung
(022) 2504407
jl. trunojoyo no. 6 bandung
(022) 4220376

Dobujack Invasion
Jl. Plered 2/19 Antapani Bandung
(+62-22) 7206790

Silverside 686
komp. Pasir Pogor Indah
Jl. Pasir Suci Barat 16 Ciwastra Buah Batu Bandung
(022) 7566874

Terrgee
Jl. Sari Asih II/2 Bandung
(022) 2020535

Kenari Fabrics Outlet
Jl. Kenari 14 Bandung
(022) 4206660

NLS
Jl. Trunojoyo 8 Bandung
(+62-22) 4204455

Evil Army
Jl. Sultan Agung 5 Bandung
(022) 4265106

Feeble
Komp. Ujung Berung Indah 10 Bandung
(022) 7807164

Rawks
Jl. Banda 23 Bandung
(022) 91592477

Black Jack
Jl. Trunojoyo 19 Bandung
(022) 70741121

Mozie Framework
Jl. Bola Keranjang 8 Arcamanik Bandung
(022) 70025201

Flashy
Jl. Dipatiukur 1 Bandung
(022) 2508393

Horny
Jl. Cibeunying Kolot 84 Cigadung Selatan Bandung
(022) 2517258

Monster Industries
Jl. Bukit Dago Selatan 11 Bandung
(022) 70032005

Anti Beauty
Jl. Trunojoyo 6 Bandung
Jl. Mutiara IV No. 16 Buahbatu Bandung
(022) 4268109

INFAMOUS
Jl. Aceh No. 105 Bandung
(022) 4237458

Screamous
Jl. Trunojoyo 23 Bandung
(022) 91124948

Oro
Jl. Trunojoyo 23 Bandung
(022) 70156365

Flames & The Love Conspiracy Inc.
Jl. Cidurian Utara 203 Bandung
(022) 7316184

Dloops
Jl. Riau 110 pav , Bandung Contact : 022 4261642
Jl. Geusanulun, No. 1 Sultan Agung, Bandung Contact : 022 4206480
Office : Jl. H. Mesri No. 54A/6B, Bandung Contact : 022 70840311

FIREBOLT
Jl. Prabudimuntur No. 4 Dago, Bandung
Cihampelas Walk , Young Street SG-28, Bandung
www.frblt.com
(022) 2061136

MIGHTY INDUSTRIES
18th Park
Jl. Riau 18 Bandung
The Saint Devil
Jln. Setiabudhi No.41f Bandung (DISTRO HOUSE)
081802255775 & (022) 92176667

MORUKA
Jl. Merak No.4 Bandung
(022) 91888538

OINK THE PIGGEST COMPANY
Jl. Banda No. 23, Bandung
(022) 2515890

ORDER CLOTHING
Jl. Wartawan II No. 4 Bandung
(022) 7321712

MONIK
Jl. Setiabudhi No. 56 Bandung 40141
(022) 2038668

NO LABEL STUFF
Jl. Trunojoyo No. 8, Bandung
(022) 4204455

STRUGGLE
Jl. Kotabaru Raya No. 34 Bandung
022 5229990

STAR SEEKER
Jl. Nilem II, No. 6 Buah Batu, Bandung
022 7306525 , 08122055626 , 022 91196626

TWOCLOTHES SHOPHOUSE
Jl.Veteran No 2 Bandung
40112
(022)4234398

WADEZIG!
Jl. Hassanudin No. 10 Bandung
(022) 2506145

Disconnect
Jln. Buah Batu No.205 Bandung

JEJAK SHOP
Jl. Dipatiukur No. 66 F Bandung
(022) 2503754

Wake Clothes
Jl. Sunda 93A Bandung
(+62-22) 4213794

Jail Body Inside
Jl. Batununggal Indah Raya I/10 Bandung
(+62-22) 7502019

ThunderStar
Jl. Permata Kopo A62 Bandung
(+62-22) 5411733

Diery
Jl. Trunojoyo 23 Bandung
(+62-22) 4221124

Suantex
Jl. Dulatip 68B Bandung
(+62-22) 70720370

Post Clothing Co.
Jl. Dipatiukur 43 Bandung
(+62-22) 70742896

Ouval Research
Jl. Buah Batu No.64 Bandung
Jl. Sultan Agung no 13 Bandung
(+62-22) 7306697

Neps
18th Park Jl. Riau 18 Bandung
(+62-22) 70653323

Sins
Jl. Merak 4 Bandung
(+62-22) 91896777

EAT 347
Jl. Trunojoyo 4 Bandung
(+62-22) 4200515

Eatshop
Jl. Buah Batu 159 Bandung
(+62-22) 70034736

Flashjack
Jl. Sukarajin II Gg. Sastrodiharjo VI 1 Bandung
(+62-22) 7274419

Blankwear
Jl. Trunojoyo 23 Bandung
(+62-22) 70157540

Insider Trush
Jl Pungkur 59 Bandung
(022) 4239012 - 70802445

Little Sweet
Jl. Dr. Setiabudi 135 Bandung

Belajar Membuat Desain Kaos aLa Distro

Dewasa ini kaos distro sangat di minati bukan hanya bagi kalangan remaja tapi kalangan anak anak maupun orang tua semakin hari semakin meminati kaos distro. Nah ini jelas peluang bagi para penjahit juga bagi para desain kaos. Di bandung, desain kaos bisa di hargai hingga ratusan ribu rupiah. Nah anda ingin belajar membuat desain kaos dengan menggunakan corel draw? nah saya akan membagikan puluhan mentahan desain di corel drew.

penjelasan isi adalah sebagai berikut:

esain kaus distro dari waktu ke waktu semakin berkembang pesat baik dari segi kuantitas maupun kualitas desain yang ditawarkan. Berbagai tema desain baru juga bermunculan seiring dengan perkembangan dan kreatifitas yang tinggi sehingga makin banyak diminati masyarakat baik dari kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa.

58 latihan membuat kreasi desain distro mulai dari desain berbasis teks, garis dan kurva hingga berbagai desain yang lebih ekstrem dan artistik sesuai dengan trend yang berkembang, dengan langkah-langkah yang mudah dan cepat

Download di

http://rapidshare.com/files/169363052/60_File_Belajar_Membuat_KaosEXTREM

Distro Bandung Kebanjiran Pesanan

BANDUNG. Ratusan distro di Bandung mulai menggeliat mendekati puasa dan Lebaran. Kenaikan permintaan menghadapi Lebaran tahun ini mencapai 40% dari hari biasanya. "Ini dialami setiap puasa dan jelang Lebaran," ujar Fiki Chikara Satari, Ketua Creatif Independet Clothing Community di Bandung, Jumat (21/8).

Fiki bilang, bisnis distro di Bandung saat ini sudah melebihi 500 distro dengan brand milik sendiri. Setidaknya penyebarannya sudah mencapai 110 kota di seluruh Indonesia. Khusus Bandung, diperkirakan omzet bisnis distro mencapai 60 miliar per bulan.

Menjelang puasa dan Lebaran ini, pelaku bisnis yang banyak menyerap tenaga kerja itu bahkan mendapatkan dari luar daerah bahkan negara tetangga. "Peminat paling besar saat ini adalah Malaysia," ungkap Fiki.

Sementara itu, Agus Gustiar, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat, mengungkapkan keberadaan distro di Bandung itu ikut meramaikan tingkat kunjungan turis lokal dan mancanegara. "Ini sudah menjadi daya tarik, saat ini mereka panic order," ujar Agus.

Bisnis distro memang menjadi fenomena di Bandung sejak 10 tahun terakhir. Adanya ruang publik menimbulkan adanya ide kreatif yang bermunculan, termasuk soal fashion yang berkembang dengan berdirinya distro.

all about distro

Distribution Outlet atau yang lebih dikenal dengan sebutan distro adalah tempat yang menjual barang-barang lokal buatan anak negeri seperti pakaian, assesoris , kaos, dan lain sebagainya. Rata-rata konsumen distro adalah anak muda karena distro ini kebanyakan juga dikembangkan dan dijalankan usahanya oleh anak muda. Jika ditanya siapa pelopor berdirinya distro pasti sulit mencarinya karena semua berawal dari usaha kecil dengan gaya promosi WOM (Word of Moth) alias dari mulut kemulut.

Salah satu penyebab kehadiran distro adalah krisis moneter yang melanda Indonesia beberapa waktu yang lalu. Keadaan ini menyebabkan harga sandang, papan dan pangan melambung tinggi. Khusus untuk produk sandang atau pakaian, memicu anak muda untuk menyediakan produk yang ready to wear dengan harga terjangkau dan kualitas yang cukup baik.
Umumnya produk yang dijual di distro adalah produk yang mengikuti perkembangan anak muda. Tidak heran produk distro mendapat respon positif dari anak muda dan mendatangkangkan keuntungan yang menggiurkan.

Bisnis distro saat ini telah berkembang sangat pesat karena permintaan kebutuhan konsumen yang meningkat. Ada banyak jenis distro saat ini, mulai dari yang berskala kecil, yang mirip dengan pedagang kaki lima hingga distro besar yang memiliki tim designer dan toko yang bagus dengan lokasi strategis dan fasilitas memadai. Bahkan saat ini juga menjamur bisnis distro online seperti halnya Distro Ripcity.
Keuntungan besar yang menggiurkan yang didapat dari bisnis distro ini tidak dipungkiri membuat kita jadi ingin ikut berkecimpung dalam dunia distro.

Bagaimana tips jika kita ingin berkecimpung di dunia distro ini?
Pertama kali yang harus kita perhatikan adalah pembentukan manajemen menjadi suatu manajemen yang professional. Jika kita ingin menjadi sebuah Distro besar kita tidak mungkin hanya mengandalkan pembukuan yang apa adanya, ala kadarnya, ala pertemanan dan lain sebagainya.
Perencanaan bisnis juga harus ditetapkan dari yang hanya bersifat ‘go with the flow’ menjadi perencanaan bisnis yang solid dan jangka panjang kemana distro anda akan dikembangkan.
Beberapa pekerjaan rumah anda harus pikirkan antara lain:

1. Lakukan penelitian ulang terhadap bisnis anda ini, sudah sejauh apa anda melangkah. Carilah faktor penghambat bisnis anda ini.
2. Bagaimana langkah ke depannya? Apakah sasaran target pembelinya sudah tepat.
3. Berilah distro anda dengan nama yang mudah diingat dan cocok dengan tema style atau produk yang akan anda jual di distro anda. Contohnya seperti Distro Ripcity.
4. Jika anda belum merasa puas dengan model yang ada selama ini, ada baiknya anda mmpunyai team designer sendiri. Pastikan anda mempunyai desain yang orisinal dan tidak hanya mencontoh/mencontek style yang sudah ada saat ini. Jadikan produk distro mempunyai tempat tersendiri di target pasar anda
5. Carilah tempat atau lokasi yang strategis dan memadai jika anda ingin mempunyai sebuah distro yang besar nantinya.
6. Perhatikan juga sisi promosi yang telah anda lakukan saat ini. Gunakan juga promosi WOM (Word of Mouth) yang pastinya akan sangat ampuh.
7. Lakukan juga layanan pembelian online (Distro Online) seperti halnya Distro Ripcity. Distro anda akan semakin terkenal tidak hanya di tempat anda membuka usaha, namun juga akan terkenal sampai ke pelosok daerah lainnya tentu.

Bisnis distro ini akan mempunyai propek yang sangat baik, jika kita lihat beberapa tahun terakhir ini masih saja digemari konsumen. Mungkin saja yang akan berubah hanyalah produk yang ditawarkan, jenis displaynya, jenis desainnya dan lain sebagainya. Namun secara prinsip bisnis distro ini akan selalu menjadi bisnis yang menjanjikan.

DistrO.....Jakarta Clothing Expo '09

Anak muda jaman sekarang pasti lah ya pada kenal yang namanya Distro (Distirbution Outlet atau Distibution Store). Bisa dipastikan anak SMP, bahkan anak kuliah cukup akrab dengan berbagai atribut Distro.

Fenomena Distro ini masih terjadi di kota-kota besar, tapi kemungkinan juga akan melebarkan sayapnya sampai ke pelosok (burung kali melebarkan sayap.... ^_^ ).

Mengamati Distro di negeri ini memang unik, walaupun krisis menghadang negeri ini, tapi tetap aja yang namanya Distro tetap rame bo' dikunjungin orang.

Hal ini cukup wajar ketika melihat Distro dalam kerangka industri kreatif, artinya ketika daya kreatifitas itu masih ada bisa dipastikan Distro akan tetep eksis.

Yang cukup bisa dibanggakan yaitu mereka yang berkecimpung dengan dunia ini bisa dikatakan rata-rata masih berusia muda. Perkembangan Distro di Indonesia semakin hari semakin pesat, hal ini bisa dilihat dengan makin menjamurnya Distro.

Nah untuk menyatukan mereka, ada nih asosiasinya yaitu Indonesian Independent Clothing Association (IICA).....hhmm...bener ga ya????? yang didalamnya terdiri dari beberapa anak muda yang akan menggelar pesta Indie yang melibatkan berbagai komunitas indie, serta ratusan Distro yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Makasar bahkan dua Distro diantaranya berasal dari Malaysia.

Pesta yang diberi nama Jakarta Clothing Expo 2009 atau singkatnya Jakcloth 2009 akan digelar di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta antara tanggal 26 hingga 28 Juni 2009 mendatang.

Selain menggelar berbagai kreasi clothing dari 200-an Distro, pesta ini juga akan diramaikan berbagai band indie yang selama ini memang cukup akrab di telinga anak muda seperti Endang Soekamti, After Coma, Locomotive, Alexa, Bangkutaman, The Sigit dan lainnya.

Selain band indie, di area Jackcloth 2009 para pengunjung juga bisa mengikuti Skateboard Exhibition maupun perlombaan Desain T-shirt. Untuk menambah kemeriahan acara, panitia menyediakan Cinema Park yang akan memutar film-film indie karya anak muda Indonesia serta pemecahan rekor MURI berupa kaos Clothing terbesar di Indonesia.

Kayanya acaranya cukup bagus....lumayan lah x aja bajunya produknya murah-murah...

Meski ada segudang nilai positif dalam perkembangan Distro saata ini, tetap aja ada kekhawatiran yang berkembang, yaitu para remaja akan menjadi sedikit konsumtif dalam berbelanja sebuah produk yang mereka sukai. Mungkin sebagian di antara mereka akan terlalu fokus untuk mendandani fisik mereka semata dengan keinginan bisa tampil beda dengan orang lain.

Namun, secara keseluruhan perkembangan distro di Indonesia saat ini tetap memberikan sebuah pengaruh positif bagi perkembangan dunia mode pakaian hingga memberi pembelajaran tentang kreatifitas dan kemandirian mendirikan sebuah usaha.

Sejarah Distro bandung

Di Kota Bandung – bagi sebagian masyarakatnya – keberadaan berbagai t-shirt seperti yang diperbincangkan di atas bisa jadi merupakan satu hal yang lazim. Demikian juga dengan keberadaan geng motor tua, sepeda bmx, penggemar musik hip-hop, musik elektronik, break dance, hardcore, grindcore, sampai dengan komunitas penggemar musik punk yang tersebar di beberapa tempat di sekitar pojokan kota. Dengan penampilan yang spesifik, beberapa kelompok ini menyebar di sekitar kampus-kampus, pojok-pojok jalan, diskotik, bar, daerah pertokoan, kamar kost, rumah kontrakan, shooping mall, dan lain sebagainya. Di malam Minggu, beberapa komunitas ini biasanya terlihat di sekitar Jalan Dago, Gasibu, BIP, Cihampelas, sampai Jalan Braga. Di Bandung, kebanyakan orang tampaknya memang masih punya banyak waktu luang untuk memikirkan beberapa hal yang mendetail dalam kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa hal detail yang kemudian bermuara pada beragam kecendrungan akan gaya hidup, perilaku, dan berbagai aliran pemikiran.

Dadan Ketu, sebutlah demikian. Terlahir di Kota Bandung pada tahun 1973. Pemilik nama ini bukanlah figur yang asing lagi bagi mereka yang akrab dengan komunitas underground Kota Bandung di era pertengahan ‘90-an. Bersama 8 orang temannya, pada sekitar tahun ‘96 ia berinisiatif untuk membentuk sebuah kolektif yang kini dikenal dengan nama Riotic. Melalui ketertarikan akan satu model ideologi yang sama, komunitas ini kemudian mulai memproduksi musik rilisan mereka sendiri, yang kemudian berkembang menjadi sebuah toko kecil yang menjual segala macam pernak-pernik dari mulai kaset, merchandise band, t-shirt dan lain sebagainya.

Lain lagi dengan Dede, yang bersama keempat temannya mendirikan sebuah distro(2) yang bernama Anonim pada tahun 1999. Terutama karena ketertarikan pada musik dan film, kelompok ini kemudian mulai menjual t-shirt yang dipesan secara online melalui internet. Kini selain menjual barang-barang import, mereka juga menjual kaset-kaset underground dan produk-produk dari label clothing lokal, yang konon kabarnya mencapai sekitar 100 label clothing yang muncul bergantian seperti cendawan di musim hujan. Menurutnya, penjualan produk lokal meningkat jumlahnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1996, yang menyebabkan harga barang impor meningkat dan semakin sulit didapat.

Riotic dan Anonim, dua nama ini adalah sedikit dari deretan nama-nama seperti, Harder, Riotic, Monik Clothing, 347 Boardrider & Co., No Label Stuff, Airplane Apparel System, Ouval Research, dan lain sebagainya. Sejak pertengahan ‘90-an, di Kota Bandung memang bermunculan beberapa komunitas yang menjadi produsen sekaligus pelanggan tetap beberapa toko kecil - sebutlah distro - yang menjual barang-barang yang tidak ditemui di kebanyakan toko, shooping mall, dan factory outlet yang kini juga tengah menjamur di Kota Bandung. Berbekal modal seadanya, ditambah dengan hubungan pertemanan dan sedikit kemampuan untuk membuat dan memasarkan produk sendiri, kemunculan toko-toko semacam ini kemudian tidak hanya menandai perkembangan scene anak muda di Kota Bandung, tetapi juga kota-kota lain semisal Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dsb.

Reverse: Markas Kecil di SukasenangAdalah Reverse, sebuah studio musik di daerah Sukasenang yang kemudian dapat dikatakan sebagai cikal bakal yang penting bagi perkembangan komunitas anak muda di Kota Bandung pada awal era ‘90-an. Di awal kemunculannya pada sekitar tahun ‘94, semula Richard, Helvi, dan Dxxxt (3 orang pendiri pertama dari Reverse), hanya memasarkan produk-produk spesifik yang terutama diminati oleh komunitas penggemar musik rock dan skateboard. Dapat dikatakan, komunitas ini kemudian merupakan simpul pertama bagi perkembangan komunitas ataupun kelompok subkultur anak muda pada saat itu. Ketika semakin berkembang, Reverse kemudian menjadi sebuah distro yang mulai menjual CD, kaset, poster, artwork, asesoris, termasuk barang-barang impor maupun barang buatan lokal lainnya.

Kemudian bermunculan sederet komunitas baru yang lebih spesifik lagi. Dari yang semula hanya didatangi oleh penggemar musik rock dan komunitas skateboard, Reverse mulai didatangi oleh beberapa kelompok yang berasal dari scene yang lain. Dari yang meminati musik pop, metal, punk, hardcore, sampai pada kelompok skater, bmx, surf dan lain sebagainya. Belakangan, nama Reverse bermutasi menjadi Reverse Clothing Company, yang sekarang ini dikelola oleh Dxxxt. Menurut Richard, selain karena musik rock dan skateboard, saat itu kemunculan beragam komunitas semacam ini juga didorong oleh keberadaan beberapa film seperti The Warrior (Walter Hill/1979), BMX Bandit (Brian Trenchard-Smith/1983),Thrashin (David Winters/1986), Gleaming The Cube (Graeme Clifford/1989), dan film-film sejenis yang bercerita mengenai berbagai macam komunitas anak muda di Barat (Eropa Barat & Amerika).(3)

“Dulu gua kalo mau nyari posternya Frank Zappa nggak mungkin dapet di tempat lain, pasti gua nyarinya ke Reverse!”, ujar Edi Khemod yang merupakan drummer band cadas bernama Seringai, sekaligus seorang penulis, produser rumah produksi Cerahati dan juga salah seorang anggota dari Biosampler; sebuah kelompok seniman multimedia yang sering muncul dalam aktifitas artistik di club scene kota Bandung dan Jakarta. Kebutuhan yang spesifik semacam inilah yang kemudian tertularkan pada beberapa komunitas dan distro-distro pada generasi sesudahnya. Kembali menurut Richard, menurutnya mereka yang datang ke Reverse itu kebanyakan mencari barang yang tidak terdapat di toko, shooping mall, atau departemen store. Hal ini juga diakui oleh Dadan dan Dede. Menurut mereka rata-rata yang datang ke distro itu orang-orang yang punya kebutuhan spesifik yang berbeda dengan kebutuhan orang kebanyakan. “Karena itu mereka mencari sesuatu yang lain, yang sulit ditemukan di wilayah-wilayah yang lebih mapan”, ujar Richard dalam sebuah wawancara. Untuk saya sendiri hal semacam ini tentu saja dapat dikatakan wajar. Kebanyakan anak muda memang punya tabiat untuk selalu mencari pengalaman yang baru dan berbeda.

Tampaknya dari kondisi yang spesifik semacam inilah, dinamika perkembangan industri musik, termasuk perkembangan fashion anak muda di Bandung selalu menemui banyak pembaharuan. Dari mulai jaman celana jeans di Jalan Cihampelas, tas ransel Jayagiri, jaman kaos oblong C-59, clothing lokal, band-band underground, distro, dan seterusnya sampai sekarang. “Perjumpaan yang terus menerus dengan hal/orang/barang yang sama, kadang-kadang menimbulkan perasaan jenuh/bosan/muak; bila tak tertahankan lagi, orang ingin keluar/melepaskan diri dari situasi itu: ingin tampil beda.” Demikian urai Yuswadi Saliya, seorang arsitek yang tinggal di Bandung ketika membalas pertanyaan dalam email saya untuk kasus ini. Saya pikir demikianlah adanya, Kota Bandung memang memiliki segudang rutin yang memaksa setiap warganya untuk terus bergerak mencari sesuatu yang baru dan berbeda. Kini beragam komunitas anak muda di kota Bandung terus bermunculan. Tidak lagi di Sukasenang, tetapi juga menyebar ke seluruh pelosok kota, mulai di bilangan Jalan Setiabudi (Monik/Ffwd Records), Citarum (347/EAT – Room No. 1), Moch. Ramdan (IF), Balai Kota (Barudak Balkot), Sultan Agung (Omuniuum), Saninten (Cerahati/Biosampler), Kyai Gede Utama (Common Room/ tobucil/Bandung Center for New Media Arts dan Jendela Ide), sampai ke daerah Ujung Berung (Ujung Berung Rebel/Homeless Crew), dsb.

“Karena Bandung kotanya kecil, jadi mau ngapa-ngapain gampang…lagian orang-orangnya juga kekeluargaan, cair banget, baturlah, semua dianggap sama.” Ujar Dede pada suatu kesempatan. Hal ini juga kembali disepakati oleh Dadan Ketu. Menurutnya, mereka yang berusaha di bidang clothing lokal tidak menemui kesulitan yang berarti ketika mereka harus berproduksi. “Mau cari bahan gampang pisan, tinggal ke Jalan Otista, Tamim, Cigondewah, Cimahi, Majalaya, terus tukang nyablon juga di sini mah banyak pisan, jadi nggak susah.”, jelasnya.

Paska 1990: Desa Global, GMR, dan MTVTidak hanya di era ‘90-an – apabila kita lihat beberapa catatan di atas – sejak awal kemunculannya harus diakui Kota Bandung memang banyak menerima pengaruh dari Barat (Eropa Barat & Amerika). Namun, pada periode berikutnya tidak dapat dipungkiri kalau ada pengaruh lain yang tak kalah penting bagi perkembangan scene anak muda di Bandung, yaitu media. Sebagai contoh di bidang musik misalnya, melalui tangan dingin seorang Samuel Marudut (alm.), pada tahun ‘92-an sebuah radio yang bernama GMR menjadi satu-satunya radio di Indonesia yang membuka diri untuk memutarkan rekaman demo dari band-band baru yang ada di kota ini, sehingga ikut memicu pertumbuhan scene musik yang ada pada saat itu. Selain memicu pertumbuhan komunitas musik di Kota Bandung, radio ini juga ikut mempopulerkan keberadaan beberapa band yang berasal dari luar kota Bandung.

Selain itu, perkembangan di bidang teknologi media & informasi juga secara radikal mampu mendorong perkembangan budaya kota di Bandung kearah yang lebih jauh. Salah satu contohnya adalah perkembangan teknologi rekaman yang memungkinkan band-band baru merekam musik mereka dengan menggunakan komputer, sehingga tidak lagi harus bersandar pada industri mainstream & produk impor. Saat ini, industri musik di Bandung sudah biasa diproduksi di studio-studio kecil, rumah, maupun di kamar kost. Selain itu, perkembangan di bidang teknologi informasi juga memudahkan setiap komunitas yang ada untuk berhubungan dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Melalui jaringan internet yang sudah berkembang sejak tahun 1995-an, Kota Bandung saat ini sudah menjadi bagian dari jaringan virtual yang semakin membukakan pintu menuju jaringan global.

Kehadiran MTV pun setidaknya memiliki peran yang tidak sedikit, karena melalui stasiun inilah beberapa band underground Bandung mendapat kesempatan untuk didengar oleh publik secara lebih luas. Selain itu, para presenter MTV siaran nasional pun tidak segan-segan untuk memakai produk-produk dari clothing lokal yang berasal dari Kota Bandung, sehingga produk mereka menjadi semakin populer. Dampaknya tentu saja tidak kecil. Selama beberapa tahun terakhir warga Kota Bandung mungkin sudah mulai terbiasa dengan jalan-jalan yang macet pada setiap akhir minggu. Selain menyerbu factory outlet, para pengunjung yang datang ke Kota Bandung pun biasanya ikut berbondong-bondong mendatangi distro-distro yang ada, sehingga memicu pola pertumbuhan yang penting, terutama dari segi ekonomi.

Melalui keberadaan beberapa komunitas anak muda yang senantiasa menyediakan barang-barang yang mereka produksi secara mandiri, setidaknya kita dapat melihat berbagai kumpulan tanda yang baru yang berbeda dengan masa sebelumnya. Apabila pada masa sebelumnya komunitas anak muda di Bandung sangat bergantung pada industri mapan dan berbagai produk impor, saat ini beberapa komunitas yang ada sudah mampu memproduksi kebutuhan mereka secara independen. Dalam beberapa kesempatan, wacana budaya perlawanan (counter culture) pun kerap mewarnai keberadaan komunitas ini. Diantara beberapa perilaku komunitas anak muda yang disebutkan tadi, setidaknya kita bisa melihat ini sebagai sebuah sikap politik yang membangun bentukan watak yang khas. Bagi beberapa komunitas anak muda di Bandung, musik dan fashion saat ini bukan lagi hanya sekedar trend. Musik dan fashion dapat juga dilihat sebagai bentuk ekpresi kemandirian politik yang mampu mengakomodasi berbagai aspirasi personal yang mereka miliki. Untuk itu, saya rasa dalam konteks perbincangan mengenai perkembangan kelompok subkultur di kota Bandung, sebetulnya musik dan fashion juga dapat dilihat sebagai instrumen yang mampu menjelaskan berbagai pandangan dan perbedaan yang menyertai keberadaan komunitas-komunitas ini.

Pertumbuhan yang pesat yang sangat ditunjang oleh keberadaan beberapa media seperti stasiun TV, radio, majalah, fanzines, dan terutama internet, terus saja mendorong perkembangan komunitas anak muda di Bandung. Selain semakin memperjelas keberadaan beberapa komunitas yang ada, kemunculan berbagai macam media juga menambah perluasan jaringan sampai ke kota-kota lain di luar Bandung, malah sampai ke luar negeri. Ketika mulai merilis kaset dibawah label 40124 pada pertengahan ’90-an, Richard mengaku pernah mendapatkan pesanan kaset rilisannya dari seorang penggemar musik-musik underground dari Jepang, yang kebanyakan memesan melalui internet. Lewat label 40124 ini, pada tahun 1996 Richard juga sempat merilis album kompilasi legendaris yang diberi judul “masaindahbangetsekalipisan”, yang berisi kumpulan lagu dari beberapa band lokal seperti Full of Hate, Rotten to The Core, Sendal Jepit, Cherry Bombshell, Puppen, Balcony, dsb. Sementara itu, Dadan Ketu menyatakan kalau sekarang ini memang sudah sangat biasa kalau ada salah seorang pengunjung distro di Bandung datang dari luar negeri, semisal Singapura atau Malaysia. “Mereka datang biasanya langsung ngeborong, bawa kaset 100 biji untuk dijual lagi di negeri asalnya, ada yang bayar kontan, ada juga yang nyicil,” ujarnya.

Wujud dari terbentuknya jaringan yang meluas ini sebetulnya sudah semakin terasa sejak tahun ‘97. Pada bulan Agustus 1997 sebuah label rekaman punk dari Perancis yang bernama Tian An Men 89 Records merilis sebuah kompilasi yang berjudul “Injak Balik! a Bandung HC/Punk comp”. Kompilasi ini didukung oleh sejumlah band Bandung seperti Puppen, Closeminded, Savor Of Filth, Deadly Ground, Piece Of Cake, Runtah, Jeruji, Turtles Jr, dan All Stupid. Kebanyakan subject matter dari musik dalam album kompilasi ini berisi berbagai statemen politik yang disampaikan secara lugas oleh setiap band yang ikut terlibat di dalam proyek ini. Tidak hanya berhenti di situ, pada tahun 1999, label lokal yang bernama FastForward Records kemudian merilis beberapa album dari band yang berasal dari luar negeri seperti The Chinkees (Amerika), Cherry Orchard (Perancis), 800 Cheries (Jepang), dan lain sebagainya. Menurut Marin, salah seorang pendiri dari FastForward Records, setidaknya media-media komunikasi seperti internet, mesin fax dan jaringan telepon punya andil besar dalam proses produksi album dari band-band ini. Sekarang, label lokal yang merilis musik yang berasal dari luar negeri sudah bukan barang yang aneh lagi. Malah, beberapa band lokal di Bandung juga sudah banyak yang berkesempatan dirilis oleh label di mancanegara. Beberapa diantaranya adalah Homicide, Domestik Doktrin, Jasad, dsb.
Perluasan jaringan yang mempertautkan perkembangan di bidang musik dan fashion dengan perkembangan media dan teknologi informasi ini setidaknya melahirkan sebuah kombinasi perkembangan (kebudayaan) yang baru, baik dari segi ideologi sampai pada manifestasinya dalam pola kehidupan sehari-hari sebagian komunitas anak muda di Bandung. Hal ini menunjukan bahwa bagaimanapun perkembangan yang ada di kota Bandung tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan setiap gejala perkembangan di tingkat global. Seiring dengan perkembangan jaman, sampai saat ini scene anak muda di Kota Bandung masih terus tumbuh untuk terus melengkapi pola perkembangannya dengan wajah dan berbagai versinya yang baru. Jangan kaget kalau tiba-tiba anda bertemu dengan sekelompok anak muda dengan gaya yang identik dengan gaya anak muda di belahan dunia yang lain. Kota ini memang sedari dulu sudah menjadi bagian dari kota-kota lain di seluruh dunia. Salut! Selamat datang di Kota Bandung!

Tips Mencuci Kaos Distro

1. Jangan direndam terlalu lama
jangan merendam kaos t shirt anda terlalu lama. Usahakan untuk kaos yang baru pertama kali dicuci tidak direndam lebih dari 30 menit, dan untuk kaos lama tidak lebih dari 1 jam. Jangan pula rendam dalam air dengan deterjen berlebihan. Karena deterjen berlebih dapat mengakibatkan sablon pada kaos cepat rusak / terkelupas.

2. Pisahkan saat dicuci
pisahkan kaos bandung anda dengan pakaian lain, khususnya yang berwarna kuat seperti hitam, merah, biru, dsb dengan kaos berwarna putih. Hal ini guna mencegah seandainya warna kuat tersebut luntur tidak mengakibatkan kaos putih kesayangan anda terkena dampaknya. Pisahkan juga antara pakaian yang kotor dengan yang kurang kotor agar kotoran tidak berpindah.

3. Jangan disikat
kaos berbahan cotton memiliki tekstur kain yang lembut. Hindari menyikat kaos bandung tipe ini, karena dapat merusak tekstur kain. Hindari juga kucekan dan perasan yang kuat karena selain merusak pori-pori baju juga dapat mengonyak sablon, khususnya pada kaos selain warna putih dan abu.

4. Jemur terbalik
tahukah anda bahwa sinar matahari berlebih dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon anda memudar. Untuk mencegahnya jemur kaos t shirt anda dengan posisi terbalik. Bagian dalam menghadap luar,dan bagian yang bersablon di dalam.

5. Jangan digantung
hindari menggantung dengan hanger pada bagian leher t shirt kaos. Hal ini karena dapat mengakibatkan leher kaos lekas melar. Melarnya ini akibat tidak kuat menahan beban air yang ada pada kaos basah. Hindari juga menggantung kaos pada tali/kawat jemuran, karena kontur tali / kawat dapat dengan mudah merusak tekstur kain yang halus.

6. Hindari pemutih
hindari mencuci kaos bersablon dengan pemutih / detergen yang mengandung pemutih. Hal ini karena reaksi kimia pemutih dapat mengakibatkan sablon menjadi luntur / terkelupas. Disamping itu juga membuat kaos lebih cepat tipis dan kasar.

7. Hindari mencuci dengan mesin cuci
sebaiknya cuci kaos anda secara manual dengan tangan. Mencuci dengan mesin cuci dapat mengakibatkan kaos menjadi melar, sablon cepat rusak dan pori - pori kain kasar. Hal ini karena saat berputar kaos akan menerima beban tarik - ulur dan gesekan dengan kain lain disekitarnya.

8. Setrika
agar kaos anda awet, sebaiknya selalu setrika setelah dicuci-jemur. Pastikan menyetrika baju dalam keadaan kering. Dan untuk t shirt kaos berwarna selain putih, hindari menyetrika pada bagian sablon. Atur juga agar posisi panas setrika anda pada posisi sedang.

9. Noda
apabila kaos kesayangan anda terkena noda, segera cuci pada bagian yang bernoda. Gunakan shampoo/detergen, oleskan pada bagian nota. Gosok dengan halus dan bilas dengan air bersih

Langkah-langkah bikin kaos distro

Sebetulnya tidak terlalu sulit untuk membuat sebuah produk untuk distro. Ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan. Disini kita coba untuk berbagi tips untuk membuat t-shirt distro. Yang jelas untuk setiap langkahnya kamu harus berpatokan pada 3 hal yaitu : kualitas, kualitas dan kualitas. Ingat produk distro itu segmented dimana pembelinya adalah orang yang punya uang dan educated. So.. jangan main-main dengan kualitas.

1. Pemilihan bahan kaos
Untuk pemilihan bahan, dari sekian jenis bahan pilihlah bahan dari jenis cotton atau katun, baik combed maupun carded. Mengapa? Karena yang mengangkat citra dari kaos distro selain disain kaosnya juga kualitas bahannya. Pilih yang soft, karena lebih nyaman untuk dipakai.


2. Pemotongan atau cutting bahan kaos
Kalau sudah dapat bahannya langkah selanjutnya adalah pemotongan atau cutting. Cutting disesuaikan dengan ukuran yang dikehendaki. Ukuran yang biasa di pakai adalah S, M, L serta XL. Ini tergantung target market yang mau kamu sasar. Kalau sasarannya ABG, ya perbanyak ukuran M atau L aja. Jangan bikin ukuran XXL yang biasa untuk bapak-bapak.

T-shirt Polos

T-shirt Polos

3. Disain kaos
Untuk bagian ini bersyukur bangetlah kalo kamu bisa disain apalagi kalau menguasai coreldraw dan adobe illustrator, itu akan sangat membantu. Selain disain yang bagus dan unik kamu juga perlu sebuah konsep didalam membuat disain. Tentukan tema apa yang akan menjadi patokan dalam disain produk kamu. Jika kamu bisa membaca keinginan target pasar kamu, dijamin produk akan ludes dalam sekejap. Idealis dengan keinginan kita boleh, tapi kalo mau cepet laku ya ikutin kemauan pasar.

4. Sablon
Kalo kamu sudah mengusai teknik sablon tentu akan sangat membantu. Tapi kalo belum bisa atau masih “nyubi” ada baiknya diserahkan ke penyablon yang berpengalaman seperti oblongan.com misalnya… Daripada salah atau hasilnya nggak sesuai dengan yang diharapkan mendingan diserahkan ke yang berpengalaman aja deh.

5. Penjahitan
Setelah sablon selesai, proses berikutnya adalah penjahitan. Cari penjahit yang splesialis kaos. Karena mesin yang dipakai untuk menjahit kaos beda dengan mesin jahit yang biasa kita lihat. Yang jelas kalau untuk distro harus memakai mesin ini :
-Mesin jahit high speed.
-Mesin obras 4 benang.|
-Mesin overdeck dan
-Mesin jahit rantai.
Kalau penjahit yang kamu datangin ga punya salah satunya, lupakan dan serahkan aja ke kita aja. Kualitas jahitan bisa dilihat dari kerapian dan kerapatan jahitan.

6. Packaging
Nah kalo sudah jadi, tinggal masalah packing. Agar tampak cantik dan menawan bikin kemasan yang menarik. Kemasan juga sangat membantu dalam penjualan. Jika kamu bisa membuat packaging yang menarik, itu juga bisa mendongkrak nilai jual dari produk kamu.

Oke, dah beres tuh kaos. Sekarang tinggal langkah selanjutnya yang paling sulit: pemasaran, untuk awalnya kamu bisa menawarkan ke orang-orang disekitar kamu. Syukur kalo kamu emang punya banyak komunitas, bisa dimanfaatkaan tuh. Ajak joint pihak-pihak yang sudah berpengalaman dalam marketing kaos itu akan sangat membantu kamu. Ok, selamat berkarya.
Bookmark and Share

Tips Merawat Kaos Distro



Kaos distro merupakan pakaian praktis yang sering digunakan dalam suasana santai. Namun banyak di antara kita yang lupa atau tidak tahu cara merawat kaos distro agar tahan lama. Berikut tips mencuci kaos distro kesayangan anda agar tetap awet dan enak di pakai.

1. Jangan direndam terlalu lama
Usahakan merendam kaos distro tidak lebih dari 1 jam untuk kaos yang udah lama, sedangkan kaos baru malah tidak boleh lebih dari 30 menit. Deterjen bisa menyebabkan sablon pada kaos kesayangan kita cepat rusak. Baik itu kaos kaos distro buat cowok ataupun cewek

2. Pisahkan saat dicuci
Maksudnya pisahkan antara kaos yang berwarna kuat (hitam, merah, biru, hijau) dengan bahan lain yang berwarna putih. Bersiap kalau ada yang luntur. Pisahkan juga kaos yang sangat kotor dengan yang tidak begitu kotor, karena jika dicampur nanti hanya akan transfer kotoran saja (Biasanya kaos pakaian pria lebih kotor dari kaos pakaian wanita)

3. Jangan disikat
Jika saat mencuci kaos distro kita menyikat terlalu keras, maka bisa merusak sablon pada kaos tersebut. Juga hindari kucekan dan perasan yang terlalu kuat karena dapat merusak pori-pori baju.

4. Jemur terbalik
Sinar matahari dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon anda memudar. Oleh karena itu sebelum menjemur kaos yang telah di cuci sebaiknya di balik terlebih dahulu agar sablon tidak langsung menghadap ke matahari.

5. Jangan digantung
Jangan digantung pakai hanger, karena bisa membuat leher kaos kita melar.Kecuali mungkin setelah kering jadi kaos tidak terlalu berat seperti di outlet distro ataupun di online distro clothing.

6. Hindari kontak dengan pemutih pakaian
Pemutih pakaian mengandung zat kimia yang sangat kuat, yang bisa menyebabkan sablon menjadi luntur dan terkelupas. Pemutih pakaian juga berpotensi membuat kaos jadi cepat tipis dan kasar. Walaupun kaos distro dibeli secara shopping online / shop online distro clothing, itu bukan jaminan karena zat kimia pada pemutih tersebut bersifat merusak.

7. Hindari mencuci dengan mesin cuci
Sebaiknya cuci kaos distro secara manual/menggunakan tangan. Karena mesin cuci dapat membuat kaos distro menjadi melar, sablon cepat rusak, dan pori-pori kasar. Hal ini dikarenakan saat berputar kaos akan menerima beban tarik-ulur dan gesekan dengan kain lain disekitarnya.

8. Setrika setelah kering
Agar awet selalu setrika kaos distro setelah dicuci dan dijemur. Juga pastikan kaos disetrika pada keadaan kering.

9. Kaos Keren bukan untuk tidur
Agar awet, jangan pakai kaos kesayangan anda untuk tidur, hal ini karena sadar atau tidak kita berkeringat saat sedang tidur, keringat ini bisa membuat kaos kita cepat kotor dibagian leher.

10. Pakailah seperlunya
Pakailah kaos kesayangan anda yang paling keren seperlunya, sayang kan kalau kaos kesayangan kita cepat rusak gara-gara keseringan dipakai


Fenomena Perkembangan Distro



Distro sudah menjadi sebuah fenomena baru yang hadir khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Keberadaan distro menjadi sebuah tren setter untuk menghadirkan gaya busana remaja dan anak muda dengan berbagai macam keunikan dan kelebihannya. Mengamati perkembangan distro di kota besar ibarat kita mengamati deret hitung yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup pesat. Di Surabaya sendiri saat ini sudah ada banyak Distro yang bisa kita temui, bahkan mereka hadir disetiap sudut kota dengan berbagai macam produk busana yang dibutuhkan remaja dari ujung kaki hingga ujung kepala. Melihat isi dari Distro sama halnya kita melihat perkembangan gaya busana remaja yang sedang populer pada saat ini karena apa yang di sediakan dan dilihat pada display distro, itu pula yang sedang menjadi kesukaan remaja saat ini dalam memilih model pakaian. Inilah sebuah Fenomena yang secara tidak sadar ikut meramaikan berbagai macam perubahan yang ada di Indonesia.

Secara jujur, Distro secara langsung atau tidak langsung juga memberikan dampak positif untuk perkembangan mode dan perekonomian di Indonesia. Distro bukan hanya sebagai sebuah pilihan mode pakaian namun juga menjadi sebuah pilihan dalam membuka sebuah peluang usaha baru. Dan yang cukup menggembirakan dari fenomena ini adalah pemilik sebagian besar dari distro di Indonesia adalah mereka yang masih muda. Ini akan mempunyai dampak pembelajaran kemandirian untuk bangsa Indonesia yang sudah terkenal dengan gudang sejuta anak muda tanpa pekerjaan. Keberadaan dan perkembangan distro akan membuka banyak sekali lapangan kerja yang tentu saja hal tersebut akan otomatis meningkatkan kualitas hidup rakyat. Dampak positif lain dari Distro adalah para remaja kini bisa bergaya dengan model pakaian terkini yang mereka sukai tanpa harus banyak mengeluarkan isi dalam dompet mereka. Kualitas produk dari Distro tidak kalah dengan produk yang terpampang pada butik atau tempat perbelanjaan busana lainnya.

Yang menjadi hal yang menarik lagi ketika kita berkunjung ke salah satu distro adalah penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat menarik. Lahan distro yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas bisa disulap menjadi tempat berbelanja busana yang sangat nyaman untuk para calon pembeli yang berkunjung dengan variasi warna yang menarik untuk memberi kenyamanan setiap orang yang datang untuk membeli atau sekedar mencari tahu tren busana anak muda jaman sekarang. Sepatu, baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll di jual dengan harga yang disesuaikan dengan isi dompet remaja. Inilah yang membuat distro semakin berkembang dan semakin menarik simpati para remaja di kota-kota besar Indonesia.

Walaupun dengan segudang citra positif yang termuat dalam perkembangan Distro di Indonesia tetap saja ada sesuatu kekhawatiran yang berkembang yaitu para remaja menjadi sedikit konsumerisme dalam berbelanja sebuah produk yang mereka sukai. Kekhawatiran yang lain adalah remaja yang terlalu fokus mendandani fisik mereka semata. Namun secara keseluruhan perkembangan distro di Indonesia tetap memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dunia fashion, gaya busana hingga membei pembelajaran tentang sebuah kemandirian mendirikan usaha.

Selasa, 08 September 2009

Distro, Bandung, Sejarahnya


Sejarah Distro Clothing di Bandung

Sejarah Distro Clothing di Bandung

Distro, singkatan dari distribution store atau distribution outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda.

Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk. Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan.

Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka.

Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 lebih distro di Bandung.

Sejarah Clothing dan distribution Store (Distro)





Siapa sangka, dari sebuah skatepark kecil di salah satu sudut Taman Lalu Lintas Bandung (Taman Ade Irma Suyani), di awal tahun 1990-an, menjadi tempat bersejarah yang melatar belakangi perkembangan fashion anak muda Bandung dalam satu dekade terakhir ini. Skateboard kemudian menjadi benang merah yang menjadi ciri dan eksplorasi fashion dan lifestyle yang dielaborasi oleh para pelakunya dan membentuk gaya anak muda Bandung hingga saat ini.
Pertemuan di Taman Lalu Lintas membuat Didit atau dikenal dengan nama Dxxxt, Helvi dan Richard Mutter (mantan drumer Pas Band), kemudian bersepakat mengelola sebuah ruang bersama di Jalan Sukasenang Bandung. Ruang ini kemudian dikenal sebagai cikal bakal yang munculnya bisnis clothing lokal untuk anak muda di Bandung. “Cari nama dit, si helvi bilang gitu..waktu itu lagi ngomong-ngomong soal Cihampelas,” Dxxxt mengawali ceritanya ketika saya bertanya darimana nama Reverse berasal. “Kenapa ya, si Cihampelas itu ngga bikin produk-produk dengan merek-merek sendiri, kenapa mereka bikin mereknya reply lah, armani lah.. kenapa ga bikin sendiri, reverse misalnya.. trus Helvi bilang nama itu bagus. Ya udah akhirnya dipakai buat nama toko.” Tahun 1994, mereka membangun studio musik dan toko yang menjual CD, kaset poster, T-shirt, majalah, poster dan asesoris band yang diimport langsung dari luar negeri. Pilihan yang spesifik, membuat barang yang dijual di Reverse, tak bisa didapatkan di toko-toko lain di Bandung pada saat itu.
Reverse pada saat itu menjadi tempat berkumpulnya komunitas-komunitas dari scene yang berbeda. Punk, hardcore, pop, surf, bmx, skateboard, rock, grunge, semua bisa bertemu di tempat itu. PAS dan Puppen adalah beberapa band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse. Richard sendiri sempat membentuk record label independen 40.1.2.4 yang rilisan pertamanya berupa album kompilasi “Masaindahbangetsekalipisan”, pada tahun 1997. Band-band yang ikut dalam rilisan itu diantaranya Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room sebagai band satu-satunya dari Jakarta yang masuk dalam kompilasi ini.
Saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998, bisnis yang dijalani Reverse, mengalami masa sulit sampai akhirnya tutup. Mereka tak mampu lagi membeli barang-barang dari luar negeri kerena nilai dolar terhadap rupiah melambung tinggi dan tak terjangkau. Namun kondisi sulit ini justru melahirkan fase baru dalam perkembangan industri clothing Bandung. Helvi vetaran Reverse, kemudian membangun clothing label bernama Airplane yang memulai usahanya pada tahun 1997. Bukan hanya itu, bersama Dxxxt dan Marin, Helvi membangun record label bernama Fast Foward pada tahun 1999.
Airplane yang didirikannya bersama dua rekannya yang lain: Fiki dan Colay, resmi berdiri pada tanggal 8 Februari 1998. “Awalnya sih kita udah ngga mampu lagi beli barang-barang impor karena mahal dan krisis moneter. Waktu itu kita mikir, kita bikin apa ya? Soalnya kalau beli, ngga ada yang cocok, pengen kaos yang kaya gini ngga ada.. yang gitu ngga ada.. awalnya dari situ, ya udah kita bikin sendiri deh yang pasti dengan background masing-masing. Semua dipengaruhi oleh kehidupan sehari-hari yang kita senangi aja.. biasanya dari skateboard, trus kita juga main musik, trus itu mempengaruhi ke grafis desain clothing itu sendiri. Jadi emang akhirnya macam-macam.” Jelas Helvi ketika saya temui di kantor Airplane di jalan Titiran Bandung.
Transformasi Reverse sebagai clothing company, dimotori oleh Dxxxt pada bulan Februari 2004. Didukung oleh Marin, Wendi Suherman dan Indra Gatot sebagai mitra usahanya. Reverse kemudian menjelma menjadi label yang memfokuskan dirinya pada fashion untuk pria. Urban culture yang menjadi keseharian tim kreatifnya, menjadi inspirasi dalam desain produk-produk Reverse.
Sementara kegemaran skateboard, bmx dan surfing yang ditekuni Dandhy dan teman-temannya, justru memotivasi mereka untuk membuat produk-produk yang mendukung hobi yang mereka cintai. Bukan hal yang mudah untuk menemukan fashion penunjang kegiatan surfing di Bandung pada saat itu. Maka tahun 1996, dari rumah di dago 347 Bandung, mereka mulai memproduksi barang-barang yang menunjang hobi mereka untuk digunakan sendiri. Ternyata apa yang mereka pakai, menarik perhatian teman-teman mereka. Seperti halnya Airplane, dengan modal patungan seadanya mereka mulai memproduksi barang-barang yang mereka desain untuk kebutuhan hobi mereka itu, untuk dijual di kalangan teman-teman mereka sendiri dengan label ‘347 boardrider co.’ Toko pertamanya dibuka pada tahun 1999 dan diberi nama ‘347 Shophouse’ di Jalan Trunojoyo Bandung. Demikian pula Ouval yang muncul di tahun 1998. Awalnya juga dibentuk dengan semangat untuk mengelaborasi hobi skateboard para pendirinya.
Hobi dan semangat kolektivisme terasa sangat kuat mewarnai kemunculan clothing label dan clothing store pada masa itu. Masih di tahun 1996, Dadan Ketu bersama delapan orang temannya yang lain membentuk sebuah kolektif yang diberi nama Riotic. Kesamaan minat akan ideologi punk, menyatukan ia dan teman-temannya. Riotic menjadi label kolektif yang memproduksi sendiri rilisan musik-musik yang dimainkan oleh komunitas mereka, menerbitkan zines, dan membuka sebuah toko kecil yang menjadi distribusi outlet produk kolektif yang mereka hasilkan. Riotic juga dikenal konsisten dalam mendukung pertunjukan-pertunjukan musik punk rock dan underground yang saat itu kerap diselenggarakan di Gelora Saparua Bandung.